Kain Tenun Subahnale dan Cerita Mistis yang Meliputinya

Kain tenun khas Lombok telah begitu dikenal, tidak hanya secara lokal namun juga manca negara. Selain itu, motif – motif tenun dari Lombok sangatlah indah.

Kendati hampir semua motif kain tenun Lombok begitu cantik. Ada satu motif yang menjadi primadona yaitu Subahnale. Motif ini paling dicari wisatawan jika berkunjung ke Pulau Lombok.

Dibalik pesona kain tenun Subahnale ternyata terdapat cerita mistis yang merupakan bagian dari proses penenunannya.

Dyto, pemandu lokal di Lombok menerangkan, Ada persyaratan khusus untuk membuat motif subahnale. Persyaratan pertama adalah hanya wanita yang sudah menopause yang boleh menenun motif ini. Artinya, wanita tersebut sudah sepenuhnya bersih.

“Wanita yang sudah menopause artinya sudah menyerahkan diri melepaskan dunia,” jelasnya.

Karena sebenarnya motif Subahnale adalah dari kata Subhanallah, sehingga hanya wanita dalam keadaan suci atau bersih saja yang bisa menenun motif ini.

“Wanita yang sudah menopause artinya sudah menyerahkan diri melepaskan dunia,” jelasnya.

Kemudian, wanita tersebut haruslan menenun sambil berdzikir. Lantunan dzikir terus mengalun dari bibirnya.

“Pada saat menyebut subhanallah, sang wanita pasti akan mengantuk,” katanya.

Saat mengantuk inilah, sesuatu yang ghoib terjadi. Di tengah tidurnya, tangan wanita itu akan terus menenun.

“Seperti ada ‘sesuatu’ yang menggerakkan tangannya untuk terus menenun,” dia menjelaskan.

Sewaktu bangun, wanita itu akan sadar bahwa tangannya tak berhenti menenun. Inilah mengapa motifnya diberi nama Subahnale, dari kata subhanallah.

Masyarakat percaya bahwa tenun dengan motif ini memilih pembelinya. Sang penenun kain tenun motif Subahnale akan melihat hati orang yang akan membelinya.

“Biar pun pembelinya akan membeli dengan harga yang tinggi, tapi kalau penenunnya merasa bukan itu orang yang pantas memilikinya, maka kain tersebut tak akan dijual,” kata dia.

Konon, jika sang penenun meninggal sebelum kainnya terjual, maka kain tersebut akan sulit laku.

“Katanya khodam penenunnya masih di situ, masih menenun. Itu kenapa tenun itu sakral,” kata dia.

Legenda menyebutkan asal usu kain tenun motif Subahnale, pada zamam dahulu perempuan suku sasak diwajibkan untuk terus menenun selama hidupnya. Perempuan – perempuan Sasak menenun dalam waktu yang lama.

Dengan menggunakan alat yang sederhana. Lalu kain hasil tenunan yang dihasilkan sangatlah indah, maka untuk memuji kain tersebut menggunakan kata Subhanale atau Subhanallah, merupakan ungkapan nama suci Tuhan yang diekspresikan umat muslim.

Sejak saat itu kain tenun dengan motif yang indah serta rumi dikatakan sebagai motif Subahnale. Itulah mengapa motif Subahnale menjadi motif yang paling dicari mengingat betapa rumit dan sulitnya untuk menyelesaikan sebuah kain tenun dengan motif Subahnale. (*29)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Artikel Terkait

Bukit-Seger-Mandalika