Destinasi wisata Pulau Lombok ini memanglah tidak akan pernah sepi oleh para wisatawan. Sebab, Pulau Lombok ini menawarkan sejuta pesona yang memiliki daya tarik tersendiri baik itu wisata budaya, perbukitan, maupun bahari. Apabila Anda ingin meinkmati wisata budaya yang terletak di Lombok, Anda dapat mengunjungi desa wisata Sade. Sebab, Desa Sade ini merupakan salah satu desa pariwisata di Lombok yang masih kental akan budayanya. Hal ini dibuktikan bahwa masyarakat lokal Desa ini masih menjaga dan meletarikan budaya yang lebih dari 600 tahun lamanya. Oleh karena itu, ketika Anda berkunjung di desa ini, Anda tidak akan menemukan gaya modern disini.
Mengenal Lebih Jauh Tentang Desa Sade
Desa Sade merupakan salah satu desa yang terletak di bagian Lombok Tengah dengan areal kawasan mencapai 5 hektar. Desa ini merupakan 1 dari 3 desa yang dihuni oleh masyarakat asli suku Sasak di Lombok. Desa ini dijadikan salah satu destinasi wisata Pulau Lombok sekitar tahun 1989 oleh pemerintah Lombok. Desa ini berlokasi di Kelurahan Rambitan dan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Pujut. Apabila Anda menempuk perjalanan dari Kota Makassar, Anda bisa langusng menuju ke Kabupaten Lombok Tengah dan dilanjutka ke destinasi desa tersebut. Sementara itu, apabila Anda ingin berkunjung ke Desa ini dari Bandara International Lombok, Anda dapat menempuk jarak sekitar 8 km, sehingga Anda membutuhkan waktu 20-30 menit untuk sampai ke Sade yang menjadi desa pariwisata andalan Pulau Lombok. Kekentalan ada di desa ini merupakan daya jual wisata di desa ini. Terdapat banyak hal yang menjadi keunikan dari Desa Sade ini, sehingga membuat desa ini menjadi salah satu desa wisata suku Sasak Lombok. Berikut ini keunikan yang dimiliki dari desa wisata Sade:
- Tradisi kawin lari
Tradisi pernikahan yang ada di desa ini terbilang cukup unik dan menarik. Tradisi pernikahan tersebut dinamakan kawin lari. Pihak laki-laki khususnya calon suami harus menculik calon istrinya sebelum melamarnya.
Maka dari itu, setiap anggota keluarga yang memilki anak gadis, maka ruangan anak gadis tersebut terletak di bagian dalam rumah agar tidak dapat dijamah oleh keluarga lainnya. Nah, setelah calon istri atau wanita tersebut diculik beberapa hari oleh calon suami, maka wanita tersebut akan di pulangkan kembali ke rumah orangtuanya untuk kemudian dilamar.
- Tempat tinggal suku Sasak
Tempat tinggal suku Sasak di desa wisata Sade ini bernama Bale. Terdapat sekitar 700 jiwa di desa ini. Rumah-rumah di desa ini terdiri dari berbagai tipe, yakni Bale Bontar, Bale Kodong, dan Bale Tani.Tipe-tipe rumah inilah yang didasarkan pada fungsinya. Misalnya, Bale Bontar ini berfungsi sebagai rumah yang dihuni oleh para pejabat desa. Selain sebagai rumah para pejabat desa, Bale Bontar ini juga memiliki fungsi lainnya yaitu untuk persidangan adat.
Kemudian, ada pula bale Kodong yang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi masyarakat Suku Sasak yang sudah jempo atau bagi mayarakat Susu Sasak yang baru saja menikah namun belum memiliki tempar tinggal. Sedangkan tipe terakhir yaitu Bale Tani ini. Bale Tani ini merupakan tempat tinggal bagi masyarakat Suku Sasak yang berprofesi sebagai petani.
- Arsitektur rumah
Arsitektur rumah masyarakat Sade masih sangat sederhana. Sehingga jika Anda berkunjung ke desa ini, Anda akan merasakan atmosfer yang kental akan budaya suku Sasak ini. Dengan tiang penyangga berupa bambu, dinding berupa anyaman bambu serta atap yang masih terbuat dari jerami. Meskipun arsitektur rumah masayarakat Susu Sasak yang bertempat di Sade ini sangat sederhana, namun rumah ini termasuk rumah yang tahan gempa.
Hal ini dibuktikan ketika usai gempa besar yang mengguncang desa ini, rumah-rumah di desa ini masih terlihat berdiri kokoh. Untuk memasuki rumah tradisional tersebut, Anda tidak bisa sembarangan memasuki rumah warga apabila Anda tidak menunjukkan kesopanan yang menjadi tradisi warga sekitar.
- Lantai dilumuri kotoran kerbau
Tidak seperti rumah-rumah pada umumnya, lantai rumah di desa ini dilumuri oleh kotoran kerbau atau sapi setiap beberapa waktu. Hal ini bertujuan agar lantai rumah bersih dari debu-debu yang melekat. Karena lantai rumah masyarakat Suku Sasak di desa ini terbuat dari campuran tanah, getah kayu banjar, abu dan jerami, melumuri lantai dengan kotoran kerbau ini dipercaya dapat menguatkan lantai dan mencegah serangga tertutama nyamuk masuk ke dalam rumah.
- Kain Tenun
Para perempuan Suku Sasak yang bertempat tinggal di Sade ini diharuskan untuk bisa menenun. Sehingga para perempuan di desa ini rata-rata berpencaharian sebagai penenun. Oleh karena itu, tidak heran lagi apabila di sepanjang jalan Desa ini Anda menemukan banyak penjual kain tenun. Para kaum perempuan di sini sudah mulai menenun sejak usia 9 tahun. Maka dari itu, tidak pula diherankan lagi jika para kaum wanita Suku Sasak sangat mahir dalam menenun kain.
Menariknya, dalam pembuatan kain tenun sendiri masih menggunakan cara dan alat tradisional yang dimulai dari pemintalam kapas hingga menjadi benang dan diberikan pewarna alami, serta pembuatan kain yang berasal dari benang yang telah diberi warna sebelumnya tersebut dengan memanfaatkan kelincahan tangan si pembuat. Inilah yang membuat kain tenun ini sangat kuat dan tidak mudah robek seperti kain-kain lainnya. Beberapa kain tenun yang dibuat di desa ini yaitu kain tenun yang bernama sarung, endek, rang-rang hingga songket.
Kain songket sendiri merupakan salah satu kain tenun yang menjadi ciri khas Suku Sasak yang paling disukai oleh para wisawatan. Untuk pembuatan kain songket sendiri, untuk tiap kain songket sepanjang 2 m, pengrajin membutuhkan waktu pengerjaan antara 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung tingkat kerumitan pola dan jenis kain songket tersebut.Selain mahir dalam membuat kain tenun, para kaum wanita desa ini juga mahir dalam membuat cinderamata.
Kegiatan Wisata di Desa Sade
Selain keunikan yang dimiliki desa ini, terdapat juga banyak kegiatan menarik yang dapat Anda lakukan untuk menghabiskan waktu liburan di Desa Sade. Misalnya, Anda dapat menyaksikan beragam atraksi budaya lokal terutama Tarian Cupak Gerantang. Selain itu, ada juga pertunjukkan tradisional lain seperti Tarian Peresahan yang merpakan pertunjukkan yang menunjukkan pertarungan 2 orang laki-laki menggunakan tongkat yang terbuat dari totan dan perisai dari kulit sapi dan Gendang Beleq yang dulunya merupakan tarian yang biasanya hanya dipertunjjukan di depan raja sebelum berangkat ke medan perang yang tidak kalah menarik untuk Anda saksikan.Atraksi tersebut juga tidak dipertunjukkan tiap hari, atraksi tersebut hanya dipertunjukan di waktu-waktu tertentu.
Kemudian, fotografi juga bisa menjadi kegiatan menarik yang dapat Anda lakukan di desa ini.Sebab, selain pemandangan alam indah yang disajikan di sekitar desa ini, Anda juga bisa berfoto bersama penduduk lokal di desa tersebut. Selain itu, obyek menarik lainnya yang tidak kalah menarik untuk difoto tidak lain adalah rumah tradisional Desa Sade.
Kegiatan paling utama yang menarik disini, Anda bisa belajar sedikit seputar budaya maupun kearifan lokal dari Suku Sasak ini. Selain itu, Anda bukan hanya bisa melihat cara pembuatan kain tenun maupun membeli kain tenun dengan kualitas yang tinggi tersebut. Namun, disini Anda juga bisa belajar menenun kain bersama masyarakat Susu Sasak. Karena bangunan tradisional, warga yang ramah, tradisi menarik, kerajinan yang unik, dan pemandangan yang indah, membuat desa Sade ini bukan hanya dijadikan temoat wisata alam saja, namun juga dijadikan tempat wisata budaya oleh pemerintah Lombok.
Jalur Perjalanan ke Desa Sade
Desa Sade relatif mudah ditemui, karena letaknya tepat di pinggir jalan utama, yaitu jalan utama dari Bandara Internasional Lombok menuju ke Kuta/Mandalika. Desa Sade akan ditemui setelah berkendara selama 5-10 menit dari Bandara Internasional Lombok.