Mengenal Tradisi Lisan Sasak : Sesenggak, Sesimbing, dan Senepe

Khazanah kekayaan nenek moyang Suku Sasak terdahulu memang tidak ada habisnya, salah satunya adalah bentuk kekayaan intelektual kearifan leluhur Sasak yakni tradisi lisan yang penuh arti, makna dan filosofis yang mendalam.

Kekayaan intelektual yang diciptakan secara anonim oleh para tetua terdahulu ini, meruapakan sebuah pituah atau nasehat ataupun saling mengingatkan dari zaman ke zaman sampai kepada generasi pewarisnya.

Berikut, beberapa tradisi ungkapan lisan masyarakat suku sasak beserta arti dan maknya yang terkandung didalamnya.

  1. Sesenggaq
    Sesenggak merupakan kalimat kerap digunakan sebagai kalimat pituah atau nasihat dengan menggunakan bentuk perbandingan dan pengandaian, berikut contohnya:

Tulus karang jari apuh

Terjemahan: Biarlah karang menjadi kapur.
Maknanya: Sikap prinsip yang teguh dalam meraih segala yang dicita-citakannya meski harus melalui berbagai macam rintangan

Mbe aning jaum, iye aning benang

Terjemahan: Kemana arah jarum, ke sanalah benang mengikuti.
Makna: Ungkapan ketaatan atau ketaqwaan terhadap ajaran agama, juga bisa diartikan sebagai ungkapan terhadap kesetiaan kepada pemimpin atau panutan dalam bermasyarakat.

  1. Seseimbing
    Sedikit berbeda dengan Sesenggak, Sesimbing merupakan kalimat hikmah yang bersifat sindirian. Ungkapan ini juga berpola perbandingan dengan kehidupan binatang atau perbandingan terhadap gejala alam dengan konotasi negatif, berikut contohnya:

Maraq Kelampan basong kempaliq

Terjemahan: Sseperti pembawaan anjing yang suka mengendus-endus tidak jelas tujuannya.
Makna: Sindiran kepada orang yang tidak memiliki pendirian atau plin-plan serta bersikap avonturir, suka memanfaatkan situasi dan kondisi serta menjalin pertemanan ketika memiliki kepentingan saja.

Kebango mate isiq lepang (Bangau mati oleh kodok)

Makna: Sindiran kepada seorang pemimpin yang kalah dalam berimprovisasi oleh bawahannya, dalam hal ini kalah berarti kalah cerdik, cerdas, bijaksana dan lain-lain

  1. Senepe
    Senepe merupakan kalimat hikmah yang bersifat visioner atau ramalan masa depan. Ungkapan ini lahir dari kepekaan dan kearifan masyarakat terdahulu membaca lingkungan alam dan sosial di sekitarnya, berikut contohnya:

Eraq lamun te gelompongan teloq leman Praye ndeqne belaq

Terjemahan: Kelak kalau kita gelindingkan telur dari Praya tidak akan pecah
Makna: Ungkapan ini menggambarkan ramalan kondisi jalan yang saat ini sudah tertata rapi, karena sebelumnya tentu tidak semulus keadaan jalan sekarang.

Eraq batur bebale dalem api
Terjemahan: Kelak orang-orang berumah dalam api)
Makna: Kelak setiap rumah bahan bangunannya dibuat dari hasil pembakaran seperti bata, genteng, baja ringan dan lain-lain

Sesenggak, Seseimbing, dan Senepe menggambarkan bentuk intelektual masyarakat suku sasak dalam memperhatikan secara detail kepekaannya terhadap keadaan alam, sosial dan lingkungannya. Sehingga ketiga ungkapan tradisi lisan ini dapat menjadi pelajaran, bagi kehidupan manusia sekarang, esok dan masa mendatang.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Artikel Terkait