LUMBUNG SASAK adalah warisan suku Sasak yg tersembunyi dan menyimpan narasi legenda dengan fungsi dan keunikan makna filosofis yang terkandung pada bentuk fisiknya. Lumbung Sasak juga di sebut Alang oleh masyarakat setempat. Umur bangunan unik tersebut bahkan ada yang sudah berusia 123 tahun.
Fungsinya umumnya adalah tempat menyimpan padi hasil pertanian masyarakat suku Sasak. Padi-padi ditempatkan pada lantai atas, sementara bagian bawahnya terdapat lantai dipan yang biasanya dijadikan tempat bersilaturahim dan bermusyawarah.
Secara keseluruhan, Lumbung Sasak ternyata berbentuk Pulau Lombok, yang dibangun dengan filosofi menabung, atau menyimpan hari ini untuk kesejahteraan masa depan. Menyimpan padi untuk persiapan musim kemarau. Namun demikian, jika diperhatikan dengan seksama, ada keunikan lain pada bentuk Lumbung Sasak ini. Salah satunya adalah bentuk pilar-pilarnya. Masyarakat suku Sasak mendesain pilar-pilar lumbung dengan kemiringan dan cekungan tertentu pada bagian atasnya, dengan tujuan mencegah serangan hama tikus pada penyimpanan padi. ‘Teknologi’ sederhana yang sangat efektif ini diambil dari kearifan lokal masyarakat Sasak yang senantiasa menyatu dan bersahabat dengan alam.
Pemilihan bahan alang-alang pada atap dan sebagian besar bagian dari Lumbung Sasak, juga merupakan bukti tingginya hasil olah pikir masyarakat Sasak sejak lampau. Ternyata, selain untuk menjaga keseluruhan bangunan dan isinya dari air hujan, penggunaan atap berbahan alang-alang yang disusun dengan ketebalan tertentu, ternyata bertujuan untuk menjaga kelembaban udara dan temperatur dalam ruang penyimpanan padi. Dengan penggunaan bahan atap alang-alang ini, kualitas padi tetap terjaga untuk waktu yang lebih lama.
Salam GoMandalika
The Heart of Lombok💪