Makan Bersama di pematang sawah sudah menjadi kebiasaan masyarakat menjadi tradisi turun temurun nenek moyang masyarakat Desa Wisata Lantan.
Jenis dan Menu makanan yang di sajikan oleh pemilik sawah pun berbeda – beda tergantung situasi pada saat musim tanamnya, karena pada saat itu masyarakat belum mengenal teknologi seperti sekarang ini, kalender tanam juga masih menggunakan bintang rowot sebagai pertanda musim tanam akan tiba.
Kalau pada saat itu musim tanam sedikit meleset dari perkiraan, menu makanannya juga di sesuaikan seperti contoh apabila musim nyale tiba kemudian ada informasi nyalenya tidak banyak keluar atau hasil tangkapan nyalenya kurang maka petani berinisiatif untuk menu makanan Nasi Lowongnya harus direbuskan telur dan diberikan kepada pekerja, masing-masing mendapatkan satu butir telur matang dan berharap agar hasil panennya nanti beratnya bertambah ( Neloq = Bahasa Sasak).
Telur yang akan di rebuspun bukan sembarang telur harus menggunakan telur bebek yang berkualitas terbaik, sebelum di masak harus di cuci sampai bersih dan tidak boleh ada bintik – bintik hitam di tempurung telur. Diyakini agar buah padinya nanti buahnya Mentis-Mentis ( padat berisi ).
Nasi Lowong yang sudah siap tidak boleh di makan orang lain sebelum pekerja Lowong makan bersama-sama dengan pemilik sawah ( Clong Catk = base Lantan ).
Seharian bekerja di sawah pemiliknya pulang pergi mengantar Nasi Lowong ( ngater ) sampai pekerjaan lowongnya ( Menanam padi ) benar -benar selesai, jika sudah sore maka hidangan Nasi Lowong tidak boleh di bawa pulang oleh pemiliknya. Pemilik sawah harus menyediakan wadah dari daun pisang ( Tekot ) sebagai wadah untuk membawa sebagian Nasi Lowong beserta lauk pauknya kepada keluarga pekerja yang di tinggal seharian di rumah nya.
Semakin kaya pemilik sawah semakin lengkap Lauk Pauk yang dihidangkan kepada pekerjanya, menunyapun lebih lengkap seperti sate, ikan bakar, daging sapi atau daging ayam khas Lantan ( Pedis Panas = Bahasa Lantan ) dan tidak lupa sambel Lindungnya. Karena semua jenis lauk pauk tersebut tersedia di Alam Desa Wisata Lantan.
Tradisi tersebut sampai hari ini masih tetap di pertahankan oleh masyarakat sebagai kuliner Paket Wisata Ekoturisem Desa Wisata Lantan.



