Lombok, Nusa Tenggara Barat tidak hanya dikenal tempat destinasi wisatanya. Beberapa kerajinannya juga banyak diminati. Salah satunya anyaman ketak.
Tiga kabupaten di Lombok menjadi daerah sentralisasi kerajinan anyaman Ketak, diantaranya Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Tengah. Sebanyak 64 sentra, Unit Usaha 15.004 buah dan dapat menampung tenaga kerja sebanyak 25.631 orang serta menyerap investasi sebesar 3.816.663.000 dari ketiga kabupaten tersebut.
Perkembangan anyaman ketak dimualai di Desa Nyurbaya Gawah, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Karena banyak tanaman ketak yang tumbuh disana, masyarakat lalu memanfaatkannya dan mengubahnya menjadi sebuah kerajinan.

Seiring waktu berjalan pemerintah melihat potensial ekonomi yang dihasilkan oleh kerajainan anyaman dari tanaman yang bernama latin Lygodium Circinatun. Ketak sendiri merupakan tanaman jenis paku – pakuan.
Tahun 1988 pemerintah mulai melakukan pembinaan serta intensif berupa pelatihan keterampilan, pengembangan design, pameran baik lokal maupun nasional, kemudian produk anyaman ini dapat berkembang mulai dari Lombok Barat, Lombok Tengah ke Lombok Timur.
Produk anyaman ketak merupakan salah satu produk kerajinan yang banyak dipasarkan di Art Shop yang tersebar di daerah wisata Nusa Tenggara Barat maupun Bali. Anyaman ketak ini biasanya dimanfaatkan sebagai barang dekoratif meskipun masih juga melekat fungsi dari produk tersebut.
Diketahui anayaman ketak tidak hanya dipasarkan domestic akan tetapi juga menembus pasar mancanegera seperti German, inggris, perancis dan seputaran Asia juga di beberapa Negara berkembang lainnya. Para exporter dan importer baik yang berada di Lombok ataupun dari daerah lainnya ikut aktif dalam penjualan ketak ke manca Negara atau domestic yang membuat permintaan kerajinan ketak dan bahan bakunya naik sangat siginifikan.
Anyaman Ketak Lombok tidak hanya dipasarkan domestic akan tetapi juga menembus pasar mancanegera seperti German, inggris, perancis dan seputaran Asia juga di beberapa Negara berkembang lainnya. Para exporter dan importer baik yang berada di Lombok ataupun dari daerah lainnya ikut aktif dalam penjualan ketak ke manca Negara atau domestic yang membuat permintaan kerajinan ketak dan bahan bakunya naik sangat siginifikan.
Anyaman Ketak, selain mempunyai nilai seni tinggi juga tidak lepas dari pemanfaatan sehari-hari. Seperti masyarakat Narmada yang merupakan pengrajin ketak memanfaatkannya sebagai perangkat dalam kehidupan sehari-hari. (*27)