Kuta, Go Mandalika – Sapta pesona, pariwisata berkelanjutan dan pengelolaan toilet merupakan pengetahuan yang wajib dimiliki oleh pengelola destinasi wisata, khususnya para pengelola bidang kebersihan.
Namun pengelolaan toilet ini sering kali diabaikan dalam pengelolaan destinasi. Padahal itu sangat berimplikasi terhadap ketidaknyamanan pengunjung, yang kemudian membuat para pengunjung enggan untuk kembali datang.
Sehingga dalam rangka meningkatkan pengolaan toilet pada destinasi wisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah menggelar kegiatan bertajuk “Pelatihan Pengeloaan Toilet di Destinasi Wisata”.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 27 hingga 29 September 2022 di Hotel JM Kuta ini, tidak hanya diikuti oleh para pengelolala destinasi atau desa wisata. Namun juga melibatkan takmir Masjid atau Musholla yang ada di sekitar kawasan atau jalur wisata.
Lalu Agus Mawardi, S.S, M.Eng. selaku Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah menuturkan bahwa Lombok sebagai destinasi wisata halal, dengan julukan seribu masjidnya, sering menerima masukan agar ada atensi atas pengelolaan toilet di tempat-tempat ibadah sekitar kawasan destinasi.
Oleh karena itu, didalam pelatihan ini, pihaknya juga melibatkan beberapa takmir masjid yg berada di jalur-jalur menuju wisata, seperti Masjid Kuta, Masjid Rembitan, Masjid Agung Praya, Masjid Jami Mantang dan lainnya.
Sementara itu, Lalu Edi Isnaeni selaku pelaksana teknis kegiatan menuturukan, bahwa dalam kegiatan ini secara spesifik bertujuan agar peserta memiliki keahlian dalam pengelolaan toilet di destinasi wisata yang mereka kelola.
Dimana selama dua hari, para peserta diberikan materi pelatihan tentang sapta pesona, pariwisata dan lingkungan hidup, pariwisata berkelanjutan, CHS serta standar toilet Indonesia.
Kemudian di hari terakhir para peserta melaksanakan kegiatan praktik langsung tentang pegelolaan toilet yang dilaksanakan di Destinasi Wisata Longtun Kopang.
“Sebab toilet merupakan sarana vital, karena itu kebersihan toilet menjadi hal yang tidak boleh diabaikan didialam mengelola destinasi wisata” lanjut Lalu Edi Isnaeni.
Sehingga pihaknya berharap, para peserta yang mengikuti kegiatan ini nantinya juga dapat diajarkan kepada kolega mereka yang bertugas dalam pengelolaan di destinasi khususnya yang bertugas dalam bidang kebersihan. * (Ja)