Jelang WSBK, Disparbud Loteng Inisiasi Pertemuan Para Pihak Bahas Tarif Akomodasi dan Isu-isu Sosial di Mandalika

Kuta, Go Mandalika –

Jelang bergulirnya ajang World Superbike (WSBK) 2022 di Mandalika, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah, menginisiasi pertemuan dengan para pihak yang terkait dengan ajang ini.

Bertempat di JM Hotel, Rabu (26/10), pertemuan ini dilaksanakan untuk mendiskusikan kesiapan akomodasi jelang perhelatan akbar WSBK 2022 di Mandalika, membahas isu-isu seputar KEK Mandalika, termasuk pula mengenai isu kenaikan harga-harga tarif hotel yang sedang ramai diperbincangkan.

Hadir dalam pertemuan ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah H. Lendek Jayadi, SE., MM. beserta para Kepala Bidang dan jajaran; Taufan Rahmadi selaku Tim Monev & Akselerasi KEK Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI; Ketua Mandalika Hotel Association H. Syamsul Bahri; dan Lalu Alamin selaku Ketua Umum SWIM;

Hadir pula dalam kesempatan ini Ketua Indonesia Homestay Association Lombok Tengah Lalu Maulidin; Ketua Aosiasi Sarhunta Desa Sengkol; Perwakilan PHRI Lombok Tengah; dan sejumlah perwakilan dari unsur desa sekitar Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.

Sejumlah kesepakatan diambil dari pertemuan ini, antara lain yang sangat penting adalah komitmen dari Mandalika Hotel Association (MHA) yang disampaikan oleh H. Syamsul Bahri selaku ketua, bahwa harga-harga hotel di kawasan Mandalika tetap bertarif normal. MHA juga berkomitmen untuk mendukung suksesnya gelaran WSBK dari segi penyediaan akomodasi.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah, jumlah akomodasi yang tersedia di Kabupaten Lombok Tengah adalah sejumlah 3306 kamar, yang terdiri dari kategori akomodasi hotel bintang 5 hingga bintang 1, hotel melati, cottage, villa, losmen (rumah penginapan), dan sarana hunian pariwisata (sarhunta). Akomodasi ini tersebar di berbagai desa yang ada di Kabupaten Lombok Tengah.

Kesiapan serta komitmen dari MHA yang disampaikan di rapat ini sekaligus juga untuk menjawab isu-isu yang ramai diperbincangkan terkait kesiapan akomodasi di KEK Mandalika, serta isu kenaikan harga tarif hotel yang dilakukan sejumlah oknum.

Rapat ini juga mengambil kesepakatan bersama untuk menjadikan isu-isu tentak perlibatan masyarakat lokal, transparansi, implementasi program CSR bagi 6 desa penyangga KEK Mandalika, sebagai perhatian utama ITDC dan MGPA untuk segera direalisasikan.

Ada usulan menarik dari Ketua SWIM, Lalu Alamin, yaitu membuat program ‘Circuit Mandalika Tour’ bagi masyarakat lokal dan anak-anak lingkar KEK Mandalika secara gratis. Hal ini dinilai dapat menjadi upaya mendekatkan hubungan emosional antara ITDC dan MGPA dengan masyarakat sekitar KEK Mandalika.

Usulan sederhana ini dinilai menarik dan sangat mungkin untuk direalisasikan segera, mengingat pentingnya membangun hubungan baik antara pengelola KEK Mandalika (ITDC) dengan masyarakat sekitar kawasan.

Selain itu, untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan, dalam rapat ini juga diusulkan agar masyarakat diberikan kemudahan berusaha di KEK Mandalika, serta akses berkunjung ke sirkuit. Ini juga dinilai sebagai pentuk kepedulian dan komitmen ITDC dan MGPA dalam menjaga harmonisasi dan peningkatan ekonomi masyarakat lokal Mandalika.

Sebagai rekomendasi akhir, diusulkan dalam waktu dekat segera diagendakan pertemuan antara ITDC dan MGPA dengan stakeholder di KEK Mandalika sebagai upaya penguatan silaturahim antar stakeholder. (TIM)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Artikel Terkait