Lombok Tengah adalah kawasan yang menyimpan kekayaan budaya dan pesona alam yang luar biasa. Selain itu, kekayaan budaya Sasak yang begitu kental yang begitu berbeda antara desa yang satu dengan desa lainnya, menjadikan wisata di Lombok Tengah jadi lebih berwarna. Jika kamu hanya memiliki waktu satu hari untuk menjelajahi Lombok Tengah, jangan khawatir—dalam waktu singkat pun, kamu tetap bisa mendapatkan pengalaman liburan yang kaya dan berkesan.
Berikut adalah rencana perjalanan wisata 1 hari di Lombok Tengah yang dimulai dari pagi hingga menjelang malam, dengan kombinasi wisata budaya, kuliner lokal, dan pemandangan alam tropis:
Pagi: Menuju Desa Sukarara – Sentra Tenun Tradisional Lombok
Setelah sarapan di hotel atau tiba dari bandara, destinasi pertama adalah Desa Sukarara, sebuah desa yang terkenal sebagai pusat kerajinan tenun khas Lombok. Terletak sekitar 25 menit dari Bandara Internasional Lombok, desa ini mudah diakses karena lokasinya tidak jauh dari jalur utama menuju Bandara Internasional Lombok dan sering menjadi perhentian awal para wisatawan.

Di Sukarara, kamu bisa melihat langsung proses pembuatan kain tenun tradisional yang masih dikerjakan secara manual oleh para wanita desa. Kamu akan belajar banyak tentang seni kain tenun di sini, mulai dari pemintalan benang, pewarnaan, hingga proses menenunnya. Selain melihat prosesnya, kamu juga bisa mencoba menenun, mengenakan pakaian adat Sasak untuk berfoto, hingga membeli oleh-oleh berupa kain tenun, songket, atau souvenir lokal.
Sukarara bukan sekadar tempat belanja, tapi juga ruang belajar budaya yang hidup dan autentik.
Siang Menjelang: Wisata Budaya ke Desa Ende – Merasakan Hidup ala Suku Sasak
Dari Sukarara, lanjutkan perjalanan ke Desa Ende, sebuah desa adat suku Sasak yang masih mempertahankan bentuk rumah tradisional, gaya hidup asli, dan tradisi leluhur. Lokasinya sekitar 30 menit dari Sukarara, dan menjadi destinasi yang sempurna untuk memahami kehidupan masyarakat Lombok sebelum modernisasi.

Di sini, kamu akan diajak berkeliling desa oleh pemandu lokal, masuk ke rumah-rumah adat beratap alang-alang, melihat tempat tidur dari bambu, serta dapur yang masih menggunakan tungku tanah liat. Pengalaman ini akan memperkaya pemahamanmu tentang budaya Sasak yang masih sangat dijaga hingga kini.
Makan Siang: Warung Ayam Bakar Sengkol Bu Lian
Setelah puas menjelajah budaya, waktunya mengisi energi dengan makan siang di Warung Ikan Bakar Sengkol Bu Lian, yang terletak di Desa Sengkol, tak jauh dari Desa Ende. Lokasinya persis di seberang Rumah Sakit Mandalika, yang berada di jalur Kuta – Bandara Internasional Lombok.

Warung ini terkenal dengan olahan ayam segar yang baru dipotong yang dipanggang utuh dengan bumbu sederhana, sehingga rasa ayam bakarnya terasa begitu alami. Dipadukan dengan sambal terasi dan tomat yang pedas, serta sayur bening dan plecing kangkung, hidangan sederhana ini menjadi favorit banyak wisatawan yang melintasi jalur dari dan ke Kuta Mandalika.
Suasana warung yang sederhana dengan berugak (gazebo) bambu, menjadikannya tempat makan siang yang pas sebelum melanjutkan petualangan sore hari.
Tips: order melalui telepon sebelum tiba di lokasi warung, karena penyajian biasanya agak lama mengingat pengunjung yang banyak, dan ayam yang diolah masih sangat seger sehingga proses penyajiannya memakan waktu.
Sore Hari: Desa Adat Sade – Warisan Leluhur yang Masih Hidup
Setelah makan siang, lanjutkan perjalanan ke Desa Sade, salah satu desa adat paling terkenal di Lombok. Desa ini berada di kawasan Rembitan dan hanya sekitar 5-10 menit dari Desa Sengkol.

Mirip dengan Desa Ende di daftar itinerary ini, Desa Sade juga merupakan desa asli suku Sasak, namun dengan nuansa yang lebih ramai dengan wisatawan, area lebih luas, dan terorganisir sebagai destinasi wisata. Di desa ini Kamu bisa menjelajahi gang-gang kecil dengan rumah-rumah tradisional beratap ilalang, menyaksikan pertunjukan tari-tarian khas, hingga membeli kain tenun langsung dari pengrajin. Pemandu lokal biasanya akan menjelaskan struktur sosial dan filosofi di balik desain rumah dan tata desa.
Menjelang Malam: Menikmati Sunset di Pantai Seger
Sebagai penutup hari, tak ada yang lebih sempurna daripada menikmati sunset di Pantai Seger. Pantai ini hanya berjarak sekitar 15 menit dari Desa Sade dan menjadi salah satu titik matahari terbenam paling indah di kawasan Mandalika.

Pantai Seger terkenal dengan kombinasi lanskap perbukitan, pasir putih, dan ombak yang memantulkan cahaya jingga saat matahari mulai turun. Di musim tertentu, kamu bahkan bisa menyaksikan anak-anak lokal berselancar atau masyarakat berkumpul untuk tradisi seperti Bau Nyale.
Di Pantai Seger terdapat sejumlah bukit yang bisa kamu daki untuk mendapat view terbaik dari Kawasan Mandalika, Sirkuit Mandalika (bukit dan pantai ini terletak tepat di sisi Sirkuit Mandalika), dan pemandangan alam menakjubkan dari samudra.
Semakin lengkap untuk perjalanan budaya 1 hari ini, karena Pantai Seger dan bukit-bukitnya adalah bagian tidak terpisahkan dari legenda Putri Mandalika yang begitu terkenal. Dalam cerita tutur, Putri Mandalika menceburkan diri di Pantai Seger dan berubah menjadi Nyale (cacing laut) demi menolak cinta banyak pria yang ingin mempersuntingnya. Namanya kini diabadikan menjadi nama kawasan sekitar Pantai Seger.
Tips: Ambil waktu untuk bersantai di tepi pantai, atau naik sedikit ke bukit kecil untuk mendapatkan pemandangan sunset yang lebih dramatis—penutup sempurna untuk satu hari penuh petualangan di Lombok Tengah.
Demikianlah beberapa ide itinerary wisata budaya 1 hari di Lombok Tengah yang semoga bisa memberi inspirasi wisata yang berkualitas di Lombok Tengah.