Desa Puyung, Tidak Cuma Tentang Nasi Balap

Desa Puyung terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, jarak dari Bandara Internasional Lombok hanya sekitar 15 menit dan 40 menit menuju daerah super prioritas Mandalika, sehingga Desa Puyung sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah desa wisata, teruma sebagai penyangga Kawasan Super Prioritas Mandalika yang berkelanjutan.

Hal yang paling dikenal masyarakat tentang Desa Puyung, tentu saja nasi balap puyung yang terkenal se-nusantara. Sajian tradisional sederhana tersebut memang berasal dari desa ini. Namun, Desa Puyung tidak hanya cuma nasi balap. Ada banyak hal yang membuatnya layak dijadikan sebagai sebuah desa wisata yang wajib dikunjungi. Apa saja itu?

Desa Pengerajin Tenun

Desa Puyung merupakan desa pengerajin tenun dimana hampir seluruh perempuan Desa Puyung (bagian Selatan) mengisi sela aktifitas mereka setelah pulang bertani dengan menenun. Kerajinan tangan ini telah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman dulu. Hasil produk Tenun menjadi pakaian adat yang harus dan wajib dugunakan untuk seluruh acara adat sakral maupun ritual.

Desa Produksi Tahu Tempe

Home industri tahu tempe juga menjadi icon pada desa ini. Setidaknya ada 2 dusun di Desa Puyung yang keseharian masyarakatnya memproduksi tahu tempe. Mereka berkeyakinan, pengetahuan mengenai pembuatan tahu tempe inisejak dahulu diajarkan oleh orang Cina yang sempat tinggal di Desa Puyung.

Nasi Balap Puyung

Yang tidak kalah menariknya adalah Kuliner Puyung yang sangat terkenal dengan “Nasi Balap Puyung”, dimana belum sah rasanya mengunjungi lombok sebelum mencoba makanan khas yang satu ini. Nasi Balap ini dimulai dari sekitar tahun 70-an, dari seorang buyut yang bernama “Inaq Esun”. Dari tangannya lah lahir kuliner yang terkenal se-nusantara ini, dan kini sudah diturunkan ke generasi-generasi selanjutnya.

Jangan coba kuliner yang satu ini apabila anda tidak biasa dengan rasa pedas.

Hortikultura

Desa Puyung juga merupakan Desa yang didominasi oleh petani karena masih hampir seluruh lahan digunakan untuk media bercocok tanam. Setidaknya ada ada 11 Hektar lahan pertanian dugunakan menjadi media pertanian horti seperti cabe kecil, cabe besar, tomat, kacang panjang, melon, terong.

Gendang Beleq “Dulang Mas”

Sanggar senin Dulang Mas sudah mempunyai catatan nama sejak dulu, Sanggar ini dipelopori oleh mendiang H. L. Muhammad Tachir, beliau banyak mencetuskan maha karya seperti Tari Gobok Balang, tari Oncer dan tari Nyensek pada kala itu, bahkan beliau bersama dengan team sering mendapatkan undangan untuk Pentas ke Jakarta. Kini sang Maestro telah tiada dan dilanjutkan oleh anak cucu dan pemuda Desa puyung.

Kampung Inggris Puyung

Dusun Otak Desa sekarang diangkat menjadi Kampung Inggris Puyung karena rata-rata Masyarakatnya mampu berbahasa inggris. Masyarakat Otak Desa memang rata-rata mampu berbahasa inggris, karena latar belakang dari pekerjaan mereka yang sebelumnya bekerja di daerah Wisata Gili.

Sejak Februari 2019 di Desa Puyung dibuka kursus bahasa Inggris dengan pembelajaran yang unik, yaitu “English for tourism and hospitality purposes”. Peserta yang ikut bisa belajar langsung dan praktik berbahasa Inggris ketika berinteraksi maupun bertransaksi.

Gedeng Gede

Gedeng = Rumah

Gede = Para keturunan bangsawan.

Meskipun zaman sudah serba modern akan tetapi nilai nilai moral dan sosial masih sangat kental dalam pergaulan dan interaksi masyarakat. Gedeng Gede adalah sebagai salah satu contoh bagaimana kehidupan pada zaman kerajaan dulu, dengan bahasa dan tutur kata yang sangat halus dan masih memegang teguh prinsip warisan keturunan darah biru.

kedepannya tempat ini akan dijadikan Museum dan perpustakaan Sasak karena beberapa barang lawas dan kuno masih tersimpan dan dikoleksi di Gedeng Gede, selain itu tersedia juga gamelan yang selalu siap untuk memainkan musik tradisional.

Sumber: Jadesta & berbagai sumber.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Artikel Terkait

PENTING-SASAK